Beranda | Artikel
Kemuliaan Al Qur`an Al-Karim (4)
Jumat, 30 Juni 2017

Baca pembahasan sebelumnya Kemuliaan Al Qur`an Al-Karim (3)

Profil Pakar Tafsir Al Qur`an, Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu

Kesaksian ilmiah sesama pakar Tafsir Al-Qur`an Al-Karim tentu lebih didahulukan daripada ulama dalam bidang lainnya, karena sesama Ahli Tafsir tentunya lebih tahu kehebatan sesama mereka. Adalah ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, sosok pakar Tafsir yang lebih dahulu dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu pun mengakui kehebatan ilmu Al-Qur`an Al-Karim ‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu. ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkomentar tentang keilmuan sosok ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu,

كَأَنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى الْغَيْبِ مِنْ وراء سِتْرٍ رَقِيقٍ

Seolah-olah ia melihat sesuatu yang gaib dari belakang tabir yang tipis.”

Ahli Tafsir lainnya, ‘Abdullah Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‘anhu pun mempersaksikan kepakaran ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau berucap,

نِعْمَ تَرْجُمَانُ الْقُرْآنِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ

Sebaik-baik penafsir Al-Qur`an adalah Abdullah bin Abbas.”

Padahal ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika itu masih berusia muda. Beliau masih sempat hidup selama 36 tahun setelah wafatnya Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

Apabila pujian Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‘anhu terhadap sosok pemuda yang bernama ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu setinggi itu maka bagaimana lagi dengan ketinggian ilmu ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu pada saat tiga puluh tahun lebih, sesudah wafatnya Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‘anhu?

Baca juga:
* Menikmati Bacaan Al Qur’an
* Dua Perang Yang Diabadikan Allah Dalam Al Qur’an
* Sungguh Allah Akan Menghinakan Musuh Al Qur’an

Ibnu Athiyyah rahimahullah menyebutkan sederetan nama-nama para pakar Tafsir Al-Qur`an Al-Karim,

فَأَمَّا صَدْرُ الْمُفَسِّرِينَ وَالْمُؤَيَّدُ فِيهِمْ فَعَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَيَتْلُوهُ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا وَهُوَ تَجَرَّدَ لِلْأَمْرِ وَكَمَّلَهُ وَتَتَبَّعَهُ الْعُلَمَاءُ عَلَيْهِ كَمُجَاهِدٍ وَسَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ وَغَيْرِهِمَا

“Adapun para ulama tafsir pendahulu dan mereka diteguhkan (oleh Allah Ta’ala), yaitu Ali bin Abi Thalib, selanjutnya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma -beliau mengkhususkan diri dalam menekuni ilmu tafsir dan menyempurnakannya- dan diikuti hal tersebut oleh para ulama sesudah beliau, seperti Mujahid, Sa‘id bin Jubair, dan selain keduanya.

Sebenarnya masih ada ulama-ulama besar dari Salafush Shalih, seperti Sa‘id bin Al-Musayyab, Asy-Sya‘bi, dan selain keduanya yang mereka ini sangat mengagungkan ilmu tafsir Al-Qur`an Al-Karim, namun mereka tidak berani tampil, padahal mereka mampu, hal itu karena kehati-hatian dan wara’ mereka.

Kandungan Tafsir Al Qur`an  Sangat Luas Tanpa Batas

Kemudian datang sesudah mereka tingkatan generasi para ulama Ahli Tafsir setingkat demi setingkat, semuanya menginfakkan rezeki ilmu Tafsir yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada mereka, namun ketahuilah wahai para pembaca, tafsir yang mereka sampaikan tetap saja belum bisa meliputi semua penjelasan kandungan Al-Qur`an Al-Karim dari berbagai sisi dengan sempurna, masih banyak sekali mutiara-mutiara kandungan Al-Qur`an Al-Karim yang tidak bisa diliputi oleh ilmu seluruh makhluk, karena Al-Qur`an Al-Karim adalah sifat Allah Ta’ala, sedangkan sifat Allah tidak ada penghujung akhirnya!

Oleh karena inilah, Sahl bin Abdullah berkata,

لَوْ أُعْطِيَ الْعَبْدُ بِكُلِّ حَرْفٍ مِنَ الْقُرْآنِ أَلْفَ فَهْمٍ لَمْ يَبْلُغْ نِهَايَةَ مَا أَوْدَعَهُ اللَّهُ فِي آيَةٍ مِنْ كِتَابِهِ لِأَنَّهُ كَلَامُ اللَّهِ وَكَلَامُهُ صِفَتُهُ وَكَمَا أَنَّهُ لَيْسَ لِلَّهِ نِهَايَةٌ فَكَذَلِكَ لَا نِهَايَةَ لِفَهْمِ كَلَامِهِ وإنما يفهم كل بمقدار مَا يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيْهِ وَكَلَامُ اللَّهِ غَيْرُ مَخْلُوقٍ وَلَا تَبْلُغُ إِلَى نِهَايَةِ فَهْمِهِ فُهُومٌ مُحْدَثَةٌ مَخْلُوقَةٌ

“Seandainya seorang hamba dianugerahi seribu pemahaman pada setiap huruf Al-Qur`an, maka tidak akan bisa membatasi kandungan yang Allah simpan dalam suatu ayat di Kitab-Nya, karena Al-Qur`an itu adalah Kalamullah, sedangkan Kalamullah adalah sifat-Nya, sebagaimana Allah itu tidak berakhir, maka demikian pula (sifat-Nya, sehingga) tidak ada batas akhir untuk pemahaman terhadap Al-Qur`an. Yang ada hanyalah masing-masing (ulama) memahami (Al-Qur`an) sekadar ilmu yang Allah bukakan untuknya. Kalamullah itu bukan makhluk, maka pemahaman (manusia) -yang merupakan makhluk yang dulunya tidak ada- tentunya tidak akan sampai meliputi (seluruh) kandungan Al-Qur`an (dengan sempurna).”

Baca juga:
* Apakah Al Qur’an Bebas Tafsir?

(Ringkasan Muqaddimah Kitab Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur`an)

[Bersambung]

Daftar Link Artikel Berseri:

  1. Kemuliaan Al Qur’an Al Karim (1)
  2. Kemuliaan Al Qur’an Al Karim (2)
  3. Kemuliaan Al Qur’an Al Karim (3)
  4. Kemuliaan Al Qur`an Al-Karim (4)
  5. Kemuliaan Al Qur`an Al Karim (5)

Penulis:
Artikel: Muslim.or.id 

Ingin Belajat Menghapal Al Quran? Silakan Klik Tautan Berikut

🔍 Hizbiyyah, Raja Dalam Islam, 72 Golongan Islam, Kajian Bahasa Arab, Lempar Jumrah


Artikel asli: https://muslim.or.id/30559-kemuliaan-al-quran-al-karim-4.html